Good News

Kamis, 11 Juni 2015

5 Pertanyaan akhir oleh Dr. Peniel Maiaweng; Jawaban oleh Hengki Wijaya



1.        Malapetaka apa yang telah dirancang Allah bagi orang-orang di kota Niniwe (ay. 10)? Allah menetapkan Niniwe akan ditunggangbalikkan (3:4) karena kejahatan mereka.

2.        “Perbuatan” apa saja yang dilakukan “mereka” dalam pasal 3 sehingga Allah berbalik dan menyesal? Mereka melakukan puasa dan berkabung dengan mengenakan kain kabung dan berbalik dari segala kejahatan mereka (orang-orang Niniwe dan segala makhluk hidup di kota Niniwe) (ay. 7-8).


3.        Sebutkan persamaan dan perbedaan antara Yunus 3:10 dan Kel. 32:14!
Persamaannya adalah kedua-duanya menyebutkan tentang belas kasihan Allah terhadap manusia bahwa Allah dapat menyesal dari malapetaka yang dirancang-Nya. Allah menunjukkan cara yang sama terhadap orang-orang Israel dan orang-orang di Niniwe. Perbedaannya adalah konteks yang berbeda dimana Yunus 3:10 menunjukkan bahwa Allah menyesal karena manusia menyesal dan berbalik dari cara hidup yang jahat untuk berbalik kepada Allah dengan berpuasa, mengenakan kain kabung, dan duduk dalam abu. Konteks ini menunjukkan bahwa orang-orang Niniwe bukanlah umat Allah, tetapi mereka membuktikan dan mengekspresikan kepercayaan dan pertobatan mereka bagaimana mereka percaya kepada Allah. Dalam Keluaran 32:14, orang-orang Israel adalah umat pilihan Allah. Mereka percaya kepada Allah, tetapi mereka tidak membuktikan di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jika dilihat perbandingan antara Israel (Kel.33:14) dan orang-orang Niniwe (Yun. 3:10) dapat disimpulkan bahwa dalam kasus ini orang-orang Niniwe lebih baik daripada orang Israel.

4.        Sebutkan dan jelaskan implikasi-implikasi teologi dalam pasal 3!
Implikasi teologis biblis adalah Allah yang menyerukan anugerah bagi hamba-Nya dan bangsa-bangsa lain (3:1,4); Allah yang menyesal adalah Allah yang menerima pertobatan (3:10).  Allah konsisten dengan sifat-sifat-Nya, yaitu pengasih, penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia (4:2) yang menjadi dasar Allah membatalkan malapetaka yang telah dirancangkan-Nya (3:10). Sikap Allah yang demikian menyatakan ketidakberubahan rencana-Nya, yang mana Niniwe tetap menjadi prioritas dan Yunus adalah nabi yang harus pergi ke Niniwe sebagai pembicara Allah. Dalam Kitab Yunus, Allah konsisten dalam memanggil hamba-Nya. Allah selalu bersungguh-sungguh ketika Allah memanggil hamba-Nya. Dia bahkan menyediakan ikan besar supaya Yunus dapat memenuhi panggilan-Nya. Firman Allah tidak dapat digagalkan oleh hamba-Nya karena keakuannya. Bahkan hamba yang telah dipilih-Nya dari semula akan dipanggil-Nya kembali (Yunus 3:2). Implikasi teologis praktis adalah pemulihan panggilan hamba Tuhan, pemberitaan pertobatan, proklamasi sifat-sifat Allah dalam pemberitaan firman Allah, berita anugerah pengampunan dosa bagi yang bertobat.

5.        Pilihlah ayat kunci dan berikan alasannya.  Yunus 3:10 sebagai ayat kunci adalah ayat klimaks dalam pelayanan Yunus dan kisah pertobatan Niniwe dan Allah yang menyesal.
“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.”  Pemberitaan Yunus di Niniwe menghasilkan pertobatan orang-orang Niniwe yang diresponi Allah dengan menerima pertobatan mereka dan Allah menyesal adalah Allah yang berbelas kasihan kepada orang-orang Niniwe yang telah menujukkan kesungguhannya melalui tindakan pertobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar