1.
Malapetaka apa yang telah dirancang
Allah bagi orang-orang di kota Niniwe (ay. 10)? Allah menetapkan Niniwe akan
ditunggangbalikkan (3:4) karena kejahatan mereka.
2.
“Perbuatan” apa saja yang dilakukan
“mereka” dalam pasal 3 sehingga Allah berbalik dan menyesal? Mereka melakukan
puasa dan berkabung dengan mengenakan kain kabung dan berbalik dari segala
kejahatan mereka (orang-orang Niniwe dan segala makhluk hidup di kota Niniwe)
(ay. 7-8).
3.
Sebutkan persamaan dan perbedaan antara
Yunus 3:10 dan Kel. 32:14!
Persamaannya
adalah kedua-duanya menyebutkan tentang belas kasihan Allah terhadap manusia
bahwa Allah dapat menyesal dari malapetaka yang dirancang-Nya. Allah
menunjukkan cara yang sama terhadap orang-orang Israel dan orang-orang di
Niniwe. Perbedaannya adalah konteks
yang berbeda dimana Yunus 3:10 menunjukkan bahwa Allah menyesal karena manusia
menyesal dan berbalik dari cara hidup yang jahat untuk berbalik kepada Allah
dengan berpuasa, mengenakan kain kabung, dan duduk dalam abu. Konteks ini
menunjukkan bahwa orang-orang Niniwe bukanlah umat Allah, tetapi mereka
membuktikan dan mengekspresikan kepercayaan dan pertobatan mereka bagaimana
mereka percaya kepada Allah. Dalam Keluaran 32:14, orang-orang Israel adalah
umat pilihan Allah. Mereka percaya kepada Allah, tetapi mereka tidak
membuktikan di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jika dilihat perbandingan
antara Israel (Kel.33:14) dan orang-orang Niniwe (Yun. 3:10) dapat disimpulkan
bahwa dalam kasus ini orang-orang Niniwe lebih baik daripada orang Israel.
4.
Sebutkan dan jelaskan
implikasi-implikasi teologi dalam pasal 3!
Implikasi teologis biblis adalah Allah yang menyerukan anugerah bagi
hamba-Nya dan bangsa-bangsa lain (3:1,4); Allah yang menyesal adalah Allah yang
menerima pertobatan (3:10). Allah
konsisten dengan sifat-sifat-Nya, yaitu pengasih, penyayang, panjang sabar, dan
berlimpah kasih setia (4:2) yang menjadi dasar Allah membatalkan malapetaka
yang telah dirancangkan-Nya (3:10). Sikap Allah yang demikian menyatakan
ketidakberubahan rencana-Nya, yang mana Niniwe tetap menjadi prioritas dan
Yunus adalah nabi yang harus pergi ke Niniwe sebagai pembicara Allah. Dalam
Kitab Yunus, Allah konsisten dalam memanggil hamba-Nya. Allah selalu
bersungguh-sungguh ketika Allah memanggil hamba-Nya. Dia bahkan menyediakan ikan
besar supaya Yunus dapat memenuhi panggilan-Nya. Firman Allah tidak dapat
digagalkan oleh hamba-Nya karena keakuannya. Bahkan hamba yang telah
dipilih-Nya dari semula akan dipanggil-Nya kembali (Yunus 3:2). Implikasi
teologis praktis adalah pemulihan panggilan hamba Tuhan, pemberitaan
pertobatan, proklamasi sifat-sifat Allah dalam pemberitaan firman Allah, berita
anugerah pengampunan dosa bagi yang bertobat.
5.
Pilihlah ayat kunci dan berikan
alasannya. Yunus 3:10 sebagai ayat kunci
adalah ayat klimaks dalam pelayanan Yunus dan kisah pertobatan Niniwe dan Allah
yang menyesal.
“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana
mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi
melakukannya.” Pemberitaan Yunus di
Niniwe menghasilkan pertobatan orang-orang Niniwe yang diresponi Allah dengan
menerima pertobatan mereka dan Allah menyesal adalah Allah yang berbelas
kasihan kepada orang-orang Niniwe yang telah menujukkan kesungguhannya melalui
tindakan pertobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar