Good News

Sabtu, 18 April 2015

Belajar mengcangkok Mangga (2) By Peter Wijaya

Walah sudah tiga bulan cangkokan di atas pohon sejak awal Januari 2015. Ajaib sudah dua yang diturunkan dari pohon originalnya.
Pertama, Setelah dipotong maka teman saya (Yohanis) menanamnya di halaman rumah di belakang kampus. Caranya menggali lubang dan memasukkan cangkokannya dan menimbun tanah dan posisi tanam sangat dijangkau oleh sinar matahari. Hasilnya cukup parah yaitu beberapa hari kemudian layu dan akhirnya mati. Alasan kematiannya karena tidak tunduk otoritas pemilik mangga yang menginginkan untuk menanamnya di halaman kampus. Penyebab kedua karena di bawah sinar matahari.


Kedua, pohon mangga yang kedua adalah masih di bawah sinar matahari namun tanah yang digali telah diganti tanah yang dicampur dengan pupuk kandang. Diharapkan dapat hidup, tetapi masih ad apengharapan daun-daun melayu dan dapat kritikan dan teguran karena ditanam bukan pada tempat yang ditentukan. Pohon mengalami tekanan, tetapi batang masih punya semangat hidup karena itu peluang hidup masih ada sekalipun ranting-ranting mulai mengering.
Diawali dengan doa sebelum menanamnya dan keyakinan bahwa pohon mangga itu akan hidup. Apakah mereka yang ada di kampus dapat melihat kehidupan? Pastinya saya percaya pohon itu masih hidup dan akan muncul tunas-tunas.

Ketiga, pohon mangga ketiga masih di batang pokoknya. Seperti Yohanes 15 berkata ranting tidak dapat berbuat apa-apa tanpa batang. Ranting tidak dapat berbuah banyak tanpa ada batang tampak jelas di pohon mangga itu. Cangkokan pada ranting itu memberikan bunga mangga yang banyak jadi kami belum melihat akarnya. Kupikir harus menunggu Mangga itu berbuah banyak dan menjadi besar barulah kami memotong rantingnya dan memasukkan ke pot sehingga dilihat bahwa pohon itu masih pendek tapi sudah berbuah. Sunggu strategis yang ajaib.

Keem[pat masih pada pohon yang sama dan dia ada di bagian tertinggi pohon. Sudah tampak akar. Rencanya dimasukkan ke polibag untuk memberikan ketenangan batin sebelum menyentuh tanh sungguhan yaitu dasar bumi. Harapannya dia hidup dan kita semua bahagia karena melihat karya Tuhan yang ajaib dari percakapan pohon mangga dan saya.

Pelajaran yang dapat dipetik dari pohon mangga adalah:
belajar tunduk pada otoroitas dan kebergantungan dengan batang yaitu Tuhan sendiri yang memimpin dan memberikan pertumbuhan yaitu melalui akar menuju batang dan ke ranting dan menghasilkan bunga mangga dan akhirnya berbuah dan banyak dan berbuah manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar