Mangga Mati untuk Hidup
Apa yang dapat dipelajari dengan mangga "mati" namun hidup. Sering kita berkata " Biji itu harus mati untuk dapat hidup." Biji mangga harus mati (masuk ke dalam tanah), dikuburkan untuk dapat tumbuh tunas dari biji mangga dan akhirnya hidup dan menikmati pertumbuhan yang pada akhirnya menjadi pohon mangga, banyak ranting dan daun-daun yang hijau dan akhirnya berbuanga dan berbuah banyak dan pohon mangga itu berbuah banyak. Dan tak satu untuk dirinya (pohon mangga), tetapi berbuah banyak bagi banyak orang (orang menikmati buahnya yang manis dan enak).
Bulan ini (April 2015), tepatnya tanggal 21 April 2015 memeringati hari KARTINI, saya menyiram pohon mangga cangkokan yang saya sudah tanam dua minggu sebelumnya. Pada hari Selasa itu saya menyiramnya dengan penuh sukacita. Dan saya pun kaget melihatnya? Karena melihat kondisinya yang tragis. Akhirnya ada yang berkata kepada saya sewaktu menyiram tanaman mangga tersebut. Mengapa menyiram mangga yang sudah mati? Ada juga yang berkata sudahlah mangga sudah cukup mandinya? Saya berseru apanya yang mati, lihat lebih dekat! Memang kondisi tragis bukan strategis tampak pada pohon mangga mungil itu setelah terlepas dari induknya. Warnanya hijau ketika mendarat ke tanah. Tanahnya sudah diganti dengan tanah yang subur. Apa yang dilihat mata tidak seperti kenyataan. Karena ternyata tanaman itu mulai bertunas pada batangnya artinya ada kehidupan yang terjadi di dalam tanah.
Apa yang dapat kita pelajari dari cerita yang nyata di atas adalah tentang seorang pemimpin.
1. Hidup pasti ada saja kegagalan karena ketidaktahuan (tidak punya pengetahuan dan pengalaman), tetapi itu membuat seorang pemimpin belajar dan tidak akan jatuh lagi (gagal).
2. Pemimpin yang gagal karena tidak meyakini mimpinya. Keyakinan (iman) itu ada karena yakin pada pencipta iman (TUhan yesus).
3. Tantangan perlu ada untuk menguji iman seorang pemimpin. Apa memercayai apa kata orang atau memercayai keyakinan yang ada di dalam batinnya.
4. Jangan hidup dengan pengalaman masa lalu yang berhasil, tetapi belajar dan mencari kehendak dan rencana Tuhan yang telah ditetapkan-Nya dari semula untuk Anda, PEMIMPIN.
5. Kematian atas diri memudahkan Anda menjadi pemimpin seperti yang Tuhan kehendaki.
6. Terus berjuang sekalipun orang di sekitar kita tidak lagi yakin dengan mimpi, visi Anda karena Anda tetap yakin dengan apa kata Tuhan atas diri Anda.
7. Tuhan yang bertakhta dalam hidup, pikiran dan tindakan Anda maka niscaya Tuhan selalu ada untuk Anda karena hal itu untuk memuliakan diri-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar