Shalom, para mitra, sahabat, gereja pendukung STT Jaffray
Makassar. Kita baru saja merayakan kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Salah satu
pesan yang ditinggalkan Yesus bagi murid-murid-Nya adalah “dibaptis dengan Roh
Kudus.” Kisah 1:4-5, “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan
mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal
di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu
dengar dari pada-Ku. Â Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama
lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”
Yerusalem adalah tempat terakhir bagi Yesus dan
murid-murid-Nya melaksanakan pelayanan. Yesus pernah menangisi Yerusalem. Yesus
pergi ke Yerusalem hanya untuk mati di sana. Tetapi setelah Yesus bangkit,
Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya agar tidak meninggalkan Yerusalem, dengan
pesan bahwa mereka akan dibaptis dengan Roh Kudus.
Pada waktu Yesus dibaptis, Yohanes Pembaptis berkata,
“Sesungguhnya, aku membaptis kamu dalam air untuk pertobatan, tetapi yang datang
sesudah aku, Dia lebih berkuasa daripada aku, yang tentang Dia, aku tidak layak
untuk membawa kasut-Nya; Dia akan membaptis kamu dalam Roh Kudus dan api” (Mat.
3:11). Inilah janji kepada orang-orang yang telah dibaptis oleh Yohanes
Pembaptis. Janji ini disampaikan lagi oleh Yesus sesaat sebelum Ia naik ke
sorga.
“Dibaptis dengan Roh,” secara harfiah berarti
“ditenggelamkan dengan Roh Kudus.” Tetapi makna dari “dibaptis dengan Roh
Kudus” bukan berarti “ditenggelamkan” bersama Roh Kudus di dalam air. “Dibaptis
dengan Roh Kudus” adalah pekerjaan Allah secara langsung dalam diri murid-murid
saat itu. Wujudnya adalah pencurahan Roh Kudus dan murid-murid berbicara dalam
bahasa-bahasa orang-orang yang hadir di Yerusalem saat merayakan hari
Pentakosta (2:1-13). Dalam konteks Kisah Para Rasul, “dibaptis dengan Roh
Kudus”adalah “memampukan menjadi saksi,” yang mana Roh ada bersama para murid
dan melengkapi mereka dengan kuasa dan karunia untuk melayani dan melakukan
berbagai perbuatan, mujizat, dan tanda-tanda.
Roh ada bersama para murid dan memberikan kekuatan,
kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi berbagai penolakan dalam pelayanan
yang mereka laksanakan (ada yang dipenjara, didera, dibenci, diusir, dibunuh).
Roh ada bersama para murid dan memberikan kemampuan untuk melayani sampai akhir
hidup mereka (para murid tidak pantang menyerah; mereka setia melayani hingga
akhir hidup mereka). Â Semua ini dialami oleh murid-murid Yesus dalam Kisah
Para Rasul.
Salah satu contoh adalah Stefanus. Ia adalah seorang yang
penuh dengan Roh (Kisah 6:5). Ia penuh dengan karunia dan kuasa serta
mengadakan banyak mujizat dan tanda-tanda (Kisah 6:8). Dalam Kisah 7:55,
“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat
kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” Stefanus dalam
keadaan nyaris mati, tetapi Roh Kudus ada bersamanya untuk mengokohkannya dan
memampukannya untuk menghadapi situasi yang kejam dengan tabah dan ia siap
menerima akibatnya.
Bagi kita saat ini, “dibaptis dengan Roh Kudus” berarti kita
dijadikan saksi Kristus, yang di dalamnya, Roh menyatakan kuasa dan karunia
untuk dapat melaksanakan pelayanan secara efektif, dan memampukan kita untuk
siap menerima konsekuensi sebagai saksi dan pelayan Kristus dalam pelayanan dan
kesaksian kita di mana pun kita berada.
Untuk itu, dalam merayakan Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga,
kita sebagai orang-orang percaya semakin berserah kepada Roh Kudus untuk
dilengkapi dengan kuasa dan karunia untuk melayani secara efektif bagi
kemuliaan Tuhan. Kita pun diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan oleh Roh
Kudus dalam menerima konsekuensi-konsekuensi yang merugikan kita karena
kekristenan dan kesaksian kita dengan sukacita.
Tuhan kiranya melengkapi para dosen, karyawan, mahasiswa,
para alumni, dan semua mitra dengan kuasa Roh Kudus sehingga kuasa pelayanan
dan kesaksian menjadi bagian dalam kehidupan pelayanan masing-masing pribadi di
mana pun berada. Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar