Good News

Rabu, 24 Mei 2017

“Sextortion” oleh Dr. Daniel Ronda

“Sextortion”
Setiap orang apalagi pemimpin harus waspada dengan menggunakan media sosial terutama di Indonesia Facebook (Fb). Ada fenomena yang mengancam pemimpin adalah penipuan atau pemerasan dengan sextortion yaitu menggunakan seks untuk mendapatkan uang dengan ancaman. Ini terjadi ketika seseorang mulai berteman dengan seseorang yang tidak dikenal namun memakai akun katakanlah perempuan dengan foto-foto yang cantik dan aduhai. Lalu si cantik ini mulai mengajak chatting yang menjurus ke seksualitas dan tidak lama kemudian jika tergoda mulai diajak bertukar foto telanjang. Nah, setelah mendapatkan foto telanjang korban maka mulailah si cantik ini mengancam dengan pemerasan bahwa foto telanjang itu akan disebarluaskan. Lalu karena korban adalah orang yang sudah punya reputasi maka terpaksa meladeni ancaman ini dengan mengirimkan uang yang diminta. Sekali dapat uang, maka si penjahat yang “cantik jelita” ini akan terus meminta uang sampai uang terkuras habis. Jika si penjahat seks ini tidak puas maka mereka mulai menyebarkan foto-foto korban. Ini berakibat fatal tentunya. Sudah banyak korban berjatuhan.

Cara mengatasinya adalah bila sudah terlanjur, maka jangan meladeni dan segera hentikan. Cepat matikan (deaktivasi) akun Fb kita dan ganti semua nomor kontak HP kita. Minta ahli untuk membantu menolong menghapuskannya. Lapor segera ke polisi bila ancaman itu terus terjadi. Memang ada resiko telah salah, tapi meladeni penjahat akan membuat resiko lebih luas lagi. Jangan membuka informasi apapun tentang diri kita. Segera lapor ke pimpinan dan keluarga kita bahwa sudah ada kesalahan. Jadikan ini pelajaran berharga.
Bagi yang belum kena, maka jangan menerima pertemanan di Fb yang belum dikenal, sekalipun wajahnya cantik atau tampan yang begitu aduhai membuat air liur menetes. Yang perlu diingat, bahwa jangan sekali-kali foto telanjang di depan kamera apalagi membagikannya. Juga jangan tergoda melakukan video chat yang mesum dan bahasa yang cabul tak keruan. Rasanya bak di kahyangan, padahal sebenarnya kita sedang direkam dan rekaman itu dijadikan bahan pemerasan. Jika ada yang mulai mengajak “chatting” dan mulai memakai kata-kata tidak biasa alias seronok maka segara blok. Budaya iseng tak pantas dipraktikkan apalagi mengingat reputasi kita sebagai pemimpin. Tak terbayar harganya atas keisengan yang diambil.

Bagi yang sudah kena musibah jangan dipermalukan. Yuk, bantu sembunyikan aib sesamamu dengan menghubunginya secara pribadi. Lakukan nasihat teguran dengan kasih seraya membantu menghapus jejak digital yang mempermalukannya. Barangkali mereka belum tahu, bahwa dunia digital ini adalah dunia yang berbahaya. Ia kelihatan seperti kamar rahasia tapi sebenarnya tidak ada privasi di dunia maya. Jejak yang gelap itu mudah terbongkar. Orang baik-baik saja bisa kena tipu dan diedit gambarnya. Apalagi memang sengaja menjerumuskan diri dalam urusan-urusan syahwat. Mari saling mengingatkan sahabat! (DR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar