Mendengarkan khotbah dan menarasikan kembali dalam kata-kata kita sendiri memberikan kesan tersendiri karena apa yang kita pahami itulah yang kita bagikan kembali. Dalam Yohanes 18:1-11 memberitakan kronologis Yesus ditangkap atau suatu narasi yang dialami oleh Yesus di taman yang dalam Injil Sinoptik lainnya disebutkan adalah taman Getsemani (Artinya: pemerasan anggur). Keadaan yang dialami oleh Yesus di taman tersebut digambarkan oleh Yohanes secara berbeda yang menekankan kekuasaan Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Yesus kristus adalah manusia dan juga Allah yang memiliki otoritas Allah. Kilas balik bila Yesus pernah dicobai iblis untuk memakai otoritas-Nya dalam pencobaan di padang gurun dan Yesus menang atas pencobaan karena Yesus tidak menggunakan otoritas Allah, malahan menggunakan firman Tuhan dengan berkata ada tertulis. Iblis akan kembali pada waktunya (Lukas 4), maka saat di taman Getsemani maka iblis muncul kembali ketika Yesus bergumul dengan kemanusiaannya untuk mengambil cawan yang harus diminum-Nya.
Yesus fokus dengan kehendak Bapa-Nya yaitu mati untuk menebus dosa-dosa manusia di atas kayu salib. Yesus bisa saja tidak mengambil cawan itu sebagai seorang manusia, namun Yesus tetap fokus dengan kehendak Bapa-Nya sehingga pada waktu-Nya Dia menyerahkan nyawa-Nya bukan dibunuh oleh orang-orang Yahudi atau banyak orang yang mau membunuh Dia. Banyak kali Yeus ingin ditangkap, dan dibunuh namun hal tersebut itu tidak terjadi karena belum waktu-Nya Dia ditangkap. Dalam hidup ini semua indah pada waktu-Nya. Yesus tidak melawan ataupun menghindar ketika waktu itu tiba bagi-Nya. Dia tetap fokus dengan tujuan-nya Dia datang ke dunia. Kiranya kita pun demikian setia dan fokus dengan kehendak Tuhan yang harus jadi bagi kita dan bagi kemuliaan-Nya.
Yesus menyngkirkan penghalang dan rintangan yang dapat menghalangi misi-Nya tercapai di muka bumi. Namun rintangan yang disingkirkan tidak menyebabkan keburukan atau duka bagi yang lainnya. Justru banyak yang berduka akibat tindakan Yesus yang mereka belum mengerti. Narasi dalam cerita itu menujukkan bahwa Petrus mencoba membantu Yesus sekali lagi supaya Yesus tidak ditangkap seperti sebelumnya dalam perkataan Petrus bahwa Yesus tidak perlu mengalami penderitaan itu. Akibatnya telinga hamba itu putus, tetapi Yesus dengan segera menyembuhkannya. Apa jadinya bila lehernya yang ditebas oleh Petrus? Atau Yesus membiarkannya? Ada kekacauan dan ada penangkapan atas kejadian itu. Semuanya menjadi kacau dan sepertinya rencana Bapa sebelumnya menjadi kacau. Yesus tidak membiarkannya, malahan Yesus menenangkannya. Dalam hidup orang percaya masa kini seharusnya kita mendamaikan suasana, bukannya menyulut suasana menjadi tidak aman, ada olokan, fitnah dan provokatif dalam ucapan kita bahkan perbuatan serta jari-jari kita yang katanya sudah jadi harimau. Oleh karena dengan satu klik maka tersebarlah kebencian, dan dapat juga tersebar perdamaian. Satu klik ibaratnya virus yang mematikan atau virus yang memulihkan dan menyejukkan hati.
Sebagai orang percaya harus menyingkirkan penghalang yang menghalangi penggenapan kehendak tuhan bagi kita. Pertama, beban dan dosa kita; kedua, hikmat manusia kita dan keinginan daging kita; ketiga, pembenaran kita yang tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar