Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2013 -
Baca: Hakim-Hakim
16:23-31
"Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin
ini." Hakim-Hakim 16:30
Karena kecerobohannya sendiri Simson harus menanggung
akibatnya: kehilangan kekuatan,
dibelenggu, dipenjara, dicungkil matanya dan menjadi tontonan bangsa
kafir! Ia dipermalukan di depan banyak
orang. Mereka berkata, "Telah diserahkan oleh allah kita ke
dalam tangan kita Simson, musuh kita."
(Hakim-Hakim 16:23).
Alkitab mencatat
bahwa Simson merupakan salah satu pahlawan iman yang besar dan
"...memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin,
dua puluh tahun lamanya."
(Hakim-Hakim 15:20). Namun Simson
tidak konsisten mengerjakan panggilan Tuhan, malah berkompromi dengan dosa,
tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Tuhan tapi menuruti keinginan
daging. Galatia 5:19-21 menyebutkan
bahwa yang termasuk perbuatan daging antara lain percabulan, kecemaran dan hawa
nafsu. Simson yang telah dipanggil
sebagai nazir (seseorang yang dipisahkan, disucikan, dikhususkan untuk tujuan
mulia) bagi Tuhan justru jatuh dalam dosa yang demikian. Firman Tuhan menegaskan, "Barangsiapa menjadi milik Kristus
Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya." (Galatia 5:24). Akibat menuruti kedagingannya akhirnya Simson
mengabaikan perjanjiannya dengan Tuhan dan melangkah keluar dari panggilan
hidup yang sudah Tuhan tetapkan. Ia
menyalahgunakan kekuatan dan kelebihan fisik yang diberikan Tuhan untuk
memuaskan hawa nafsunya. Menjelang akhir
hidupnya Simson menyadari kesalahannya dan berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya
kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu
pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin." (Hakim-Hakim 16:28). Namun semuanya sudah terlambat walau "Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya
itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya." (Hakim-Hakim 16:30b), tapi hidup Simson harus
berakhir dengan tragis.
Ini peringatan
bagi kita para pelayan Tuhan! Melayani
Tuhan adalah anugerah tak ternilai.
Karena itu jangan pernah sia-siakan panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/2013/06/simson-akhir-hidup-yang-tragis.html
Refleksi tulisan di atas:
Menurut saya, melihat kisah Simson harus dengan "kacamata" Perjanjian Lama dan apay yang tertulis di dalam Alkitab. Tulisan di atas langsung menyoroti pada satu poin yaitu kegagalan Simson dan dosa yang dilakukan. Simsom melanggar titah Tuhan yaitu: menikah dengan bangsa lain, minum anggur, makan makanan haram (najis) karena makan madu yang didapat dari bangkai Singa yang dibunuhnya dan memberikan madu itu kepada orang tuanya. Namun sekalipun Simson berdosa, tetapi Allah tetap melakukan kehendak-Nya melalui Simson. Dan berikutnya ketika Simson membocorkan rahasia kekuatannya kepada Delila dan tidak menyadari bahwa Roh Allah telah meninggalkannya. Akhirnya Simson menrima konsekuensi dari kesalahannya. Tetapi perlu diketahui bahwa Simson hadir di muka bumi karena Allah yang merancangkan-Nya dan destini Simson adalah untuk menghancurkan bangsa Filistin dan harus cari gara-gara dengan bangsa Filistin dengan cara bergaul dengan perempuan Filistin. Maaf saya tidak setuju kalau Simson disebut "Play BOY.' Memang Simson tidak bisa menahan hawa nafsunya apabila menyukai seseorang, tetapi kelemahan itu tidak pernah diungkit oleh Allah sendiri dan hanya ketika Simson rambutnya dicukur barulah Roh Allah menjauhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar