Good News

Selasa, 03 Januari 2017

Visi Amos sebuar refleksi Memasuki Tahun 2017 oleh Hengki Wijaya

Ketika berbicara visi semuanya ditujukan kepada kehendak Allah bagi orang percaya dan orang pilihan-Nya. Setiap orang memiliki visi yang spesifik dari Tuhan. Alkitab dan sejarah kekristenan telah menujukkan hal tersebut. Namun pertanyaannya apakah visi pribadi seseorang benar-benar bersumber dari Tuhan? Dan apa yang menggerakkan visi tersebut? Bila sumbernya dari Tuhan maka Tuhan juga sendiri yang menggerakkan di hati manusia. kKita akan belajar secara singkat visi Amos dari tekoa dalam kitab Amos 7:10-15. Secara singkat profil Amos adalah seorang peternak domba dari tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, Raja Israel (Amos 1:1).

Ayat 10 dalam bacaan firman Tuhan ini menegaskan bahwa Amazia, imam di Betel melaporkan kepada raja Yerobeam, Raja Israel bahwa Amos telah mengadakan persepakatan. Firman Tuhan yang dibawakan oleh Amos sungguh tidak enak didengar oleh raja Israel dan bangsanya. Memang Amos ini berasal dari bangsa Yehuda. Kita ketahui bahwa bangsa keturunan Daud akhirnya menjadi dua bangsa yaitu bangsa Yehuda dan bangsa Israel. Wajar rasanya bahwa Amazia mengusir Amos bila dilihat dari sisi kekuasaan, namun yang mengutus Amos adalah Allah Israel sendiri untuk memberikan hukuman kepada bangsa Israel. Amos datang kepada bangsa Israel bukan untuk mencari penghidupan apalagi menjadi imam ataupun nabi. Dalam ayat 14 jelas dikatakan bahwa "Aku ini bukan nabi,  dan aku ini tidak termasuk dalam golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Amos datang dengan status biasa dan tidak datang untuk maksud jabatan atau maksud untuk kepentingannya sendiri tetapi atas perintah Allah yaitu "Pergilah dan bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel." Petunjuk Allah sangat jelas bagi Amos. Oleh akrena itu, Amos dapat dengan rela dan tidak kuatir dengan hidupnya untuk meninggalkan ternak dombanya untuk memenuhi panggilan Tuhan. Demikian juga kita sebagai seorang percaya dan sudah terpanggil menjadi hamba-Nya tidak perlu takut dan ragu untuk mematuhi perintah-Nya. Kemanapun Tuhan membawa kita, maka kita hanya taat dan meminta Dia menuntun langkah kita seperti yang Amos lakukan.


Amos yang dikaruniakan penglihatan-penglihatan oleh Allah memiliki hati yang digerakkan oleh belas kasihan. Dalam penglihatannya Allah mau menjatuhkan hukuman kepada bangsa Israel, namun Amos pun berkata: Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! (ayat 2), Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya! Sebuah permohonan meminta belas kasihan atas bangsa Israel. Dan Allah pun menyesal karena tergerak oleh belas kasihan kepada bangsa Israel. Peringatan untuk menghukum yang dibalik semua itu tersirat belas kasihan Allah untuk mengampuni dan menghentikan penghakiman sekiranya bangsa Israel mau berbalik kepada Allah. Demikian juga kita sebagai orang percaya ketika teguran firman tuhan datang kepada kita maka segeralah berbalik kepada-Nya sekalipun Anda sudah lama menjadi orang Kristen.

Ada dua hal praktis yang dapat dilakukan dalam hidup kita untuk menggenapi visi Tuhan dalam hidup kita.
1. Apapun yang Tuhan minta untuk kita lakukan adalah untuk Tuhan dan bukan kepentingan pribadi kita sebab hidup kita ada di dalam Tuhan dan pemeliharaan-Nya lebih besar daripada apa yang kita miliki saat ini.
2. terbeban dari dalam hati oleh belas kasihan yang disenangi oleh Tuhan dan yang akan membawa kita ke dalam rencana Tuhan yang ajaib seperti yang dialami oleh Amos.

Kiranya tahun 2017 ini kita dapat mengandalkan Tuhan dan tidak mencari perkenan manusia. Motivasi kita adalah mengejar kehendak Allah dan kekudusannya serta meninggalkan mengandalkan manusia dan segalanya untuk satu tujuan untuk memuliakan Tuhan dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar