Good News

Selasa, 17 Januari 2017

Khotbah: Penderitaan seturut Kehendak Tuhan oleh Hengki WIjaya

19:1        Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
19:2        Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,
19:3        dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya.
19:4        Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."
19:5        Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"
19:6        Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."
19:7        Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."
19:8        Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia,
19:9        lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.
19:10     Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"
19:11     Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."
19:12     Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."
19:13     Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata.
19:14     Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"
19:15     Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"
19:16     Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Yesus.
Percakapan  Yesus dan Pontius Pilatus adalah kebenaran yang tidak diketahui oleh banyak orang yang hadir pada saat itu. Orang banyak yang menghendaki Dia mati dan disalibkan melalui pemerintahan Pontius Pilatus. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengalami penghinaan dari prajurit yang menyamatkan mahkota duri dan menyebut Dia Raja Yahudi dengan maksud menghina. Namun, memang Dia adalah Raja di atas segala raja karena kekuasaannya nantinya tidak hanya di bumi tetapi juga di Surga. Yesus mengalami penderitaan dalam pemerintahan Pontius Pilatus. Mengapa Yesus berjumpa dengan Pontius Pilatus? Karena Pontius Pilatus adalah wakil kaisar yang memiliki otoritas di wilayah di mana Yesus diadili. Orang-orang yang berteriak “Yesus harus disalibkan” merasa melanggar hukum mereka apabila mereka mengadili  Yesus, padahal mereka sudah memiliki niat untuk membunuh Yesus. Paradoks ingin membunuh, tetapi orang lain yang diharapkan mengambil keputusan tersebut. Dalam hal ini, seorang Pontius Pilatus memiliki peranan penting dalam penggenapan nubuatan Yesaya 53.  

Pontius Pilatus memiliki otoritas untuk membebaskan dan menghukum dalam pengambilan keputusan. Pontius hendak membebaskan Yesus, namun orang-orang Yahudi menghendaki  Yesus Barabas dibebaskan. Meskipun Barabas adalah pemberontak , namun dibebaskan. Pemberontakan merekalah yang ditanggung oleh Yesus melalui penderitaannya. Penderitaan Yesus adalah kehendak Allah. Penderitaan Yesus adalah sebuah proses dimulai pemberitaan oleh Yesus  tentang penderitaannya. Sebelum memasuki penderitaan oleh kehendak Tuhan, Yesus sebagai manusia mengalami pergumulan. Pergumulan itu dimulai dari taman Getsemani. Yesus berdoa kepada Bapa Bila dapat cawan itu lalu dari pada-Nya. Suatu pergumulan yang berpeluh dan sangat berat. Ada suatu tekanan batin yang menyakitkan daripada penderitaan fisik yang mana Dia disesah oleh prajurit. Penderitaan Yesus adalah kemenangan bagi-Nya dan bagi banyak orang. Kemenangan ini membawa kita yang dulunya berdosa kepada kehidupan kekal yaitu keselamatan umat manusia. Allah telah menempatkan Pontius Pilatus pada situasi yang sulit yang mana dia belum pernah mengalami  ketakutan dalam batinnya ketika berjumpa dengan Yesus.
Ketika orang banyak mencari kesalahannya dan tidak ada pikiran lain selain salibkan Dia dan enyahkan Di sebab Dia mengaku Anak Allah. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan dosa sudah melingkupi hati orang banyak sehingga mereka sepakat mewujudkan hal tersebut sekalipun harus melanggar hukum Tuhan. Hukum yang ada tidak mendapati kesalahannya sehingga Pontius Pilatus ingin membebaskan Dia dengan berbagai cara yaitu dengan cara menyesah Dia dengan harapan orang banyak berbelas kasihan dan mau memberikan kebebasan. Justru penderitaan yang Yesus alami adalah pembebasan bagi banyak orang. Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi banyak orang. “Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” Yesus mengetahui bahwa yang menyerahkannya dosanya lebih besar daripada orang yang memberi keputusan dalam hal ini Pontius Pilatus. Allah yang Mahakuasa yang memiliki kuasa untuk menyatakan kehendak-Nya terjadi di muka bumi sebab Dia lebih berkuasa dari segala kuasa yang ada di bumi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar