Good News

Minggu, 27 Agustus 2017

Pohon Ilmu Pendidikan oleh Hengki Wijaya

A.    Hakikat Ilmu Pendidikan dan Perilaku Manusia Sebagai Objek Kajian
Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang dikembangkan melalui perenungan dan penelitian dengan menggunakan metode verstehen yang bersifat kualitatif dan metode ilmiah lainnya yang bersifat kuantitatif untuk melahirkan ilmu pendidikan sistematis, teoritis dan historis, serta menjadikan hakikat dan akativitas manusia yang berdimensi nilai filosofis, psikologis, sosiologis, antroplogis, dan religius sebagai subjek kajian utamanya (Natawidjaja, 2007).
Dari sudut objek kajian, objek studi pendidikan ada dua macam, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan, yaitu para peserta didik dan warga belajar. Dengan demikian, objek material pendidikan sama dengan objek material ilmu-ilmu lain, seperti sosiologi, psikologi, biologi dan lain-lain. Ilmu-ilmu tersebut berobjek material sama, yaitu berkaitan dengan manusia sebagai objek studinya. Perbedaan di antara ilmu-ilmu tersebut adalah pada objek formalnya. Objek formal ini menunjuk pada apa yang dibentuk oleh pendidikan. Objek formal pendidikan adalah gejala yang tampak, dirasakan, dihayati dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Objek formal pendidikan adalah interaksi edukatif. Interaksi edukatif merupakan interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan sumber belajar, dalam situasi pendidikan (Wasitohadi).
Hakikat dan aktivitas manusia yang menjadi kajian utama ilmu pendidikan mencaku: 1) perkembangan dan perwujudan fitrah dan seluruh potensi manusia sepanjang hayat yang terjadi dalam setiap unit kehidupan yang difasilitasi dalam berbagai jalur, jenis, jenjang, dan satuan pendidikan; 2) pertumbuhan kepribadian yang utuh dan seimbang; 3) pendewasaan dalam mencapai kebaikan dan kebebasan manusia dan kebahagiaan dunia dan akhirat; 4) memanusiakan manusia; 5) penghalusan budi pekerti dan pembinaan akhlak mulia agar memancarkan sinar ilahi; dan 6) pembangunan kualitas pribadi dan kecerdasan manusia, serta karakter bangsa (Natawidjaja, 2007).
Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang mandiri (otonom) yang memiliki akar kuat dalam agama dan filsafat. Inti dari ilmu pendidikan adalah pedagogik (paedagogy) atau ilmu mendidik (Natawidjaja, 2007; Langeveld, 1955). Ilmu pendidikan berkembang bersama-sama dengan filsafat dan ilmu-ilmu dasar yaitu psikologis, sosiologis, dan antropologi. Integrasi dan saling menguatkan antra disiplin ilmu pendidikan dengan filsafat dan disiplin ilmu dasar itu melahirkan ilmu pendidikan teoritis, termasuk filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, psikologis pendidikan, sosiologis pendidikan, ilmu mendidik, teori dan pengembangan kurikulum, teori pembelajaran, teori bimbingan dan konseling, teori manajemen pendidikan, teori dan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan, serta teori dan landasan pendidikan pendidikan. Ilmu pendidikan teoritis dijadikan landasan bagi praksis pendidikan yang berkembang menjadi ilmu pendidikan praksis  (Natawidjaja, 2007; Pribadi, 1970:3).
B.  Pohon Ilmu Pendidikan
Pohon ilmu pendidikan dapat dideskripsikan pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Pohon Ilmu Pendidikan
            Berbagai cabang ilmu pendidikan diterapkan menurut:
1.      Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan ini adalah ilmu sosial, ilmu alam, ilmu keteknikan dan humaniora.
2.      Jenjang Pendidikan
Disebut dengan ilmu pendidikan praktis yang terdiri atas pedagogik praktis, pengembangan kurikulum, pengajaran, pembelajaran, teknologi pendidikan, bimbingan dan konseling, manajemen pendidikan, evaluasi pendidikan dan penelitian pendidikan.
3.      Jalur Pendidikan
Disebut ilmu pendidikan teoritis yaitu filsafat pendidikan, psikologis pendidikan, sosiologis pendidikan, antropologi pendidikan, pedagogik teoritis, teori administrasi pendidikan, teori kurikulum, teori pembelajaran, teori pengukuran, teori konseling dan teori penelitian.
4.      Ciri Peserta Didik
Meliputi pendidikan disiplin ilmu yang merupakan minat atau fokus peserta didik yaitu: pendidikan IPS, pendidikan IPA, pendidikan matematika, pendidikan bahasa, pendidikan manajemen, pendidikan ekonomi, pendidikan olahraga, pendidikan teknologi, PAI, PAK, PKN.
5.      Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian ini melalui ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, ilmu keteknikan dan humaniora.
Lingkup program pendidikan mencakup pendidikan anak usia dini, pendidikan kanak-kanak, pendidikan remaja, pendidikan pemuda, pendidikan orang dewasa, dan pendidikan usia lanjut. Pendekatan pembelajaran mencakup pendekatan pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak), pendekatan andragogi (ilmu dan seni membantu pembelajaran orang dewasa), dan pendekatan kontinum (Natawidjaja, 2007; UPI, 2005:10).
                        Gambar di atas menyatakan bagian dari ilmu pendidikan yang memiliki akar filsafat yang pada mulanya bersumber dari agama.
            Pohon teori pendidikan ditunjukkan pada gambar 2. Teori-teori pendidikan tersebut pada akhirnya tersusun dalam bentuk pohon ilmu pendidikan. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari ilmu-ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Selain itu juga dikembangkan dari pengalaman empiris praktik pendidikan sekolah dan luar sekolah (Sugiyono, 2014:85).
            Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan dan Ausland pedagogik (studi pendidikan luar negeri). Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktik pendidikan. Filsafat praktik pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat sosial pendidikan, filsafat proses pendidikan. Filsafat proses pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat pendidikan klasik dan filsafat pendidikan modern (Sugiyono, 2014:85).
            Filsafat pendidikan klasik dapat dibagi menjadi filsafat pendidikan idealisme Klasik Plato (1), filasafat Pendidikan Filsafat Aristoteles (2), filsafat pendidikan Scholastisisme (3). Filsafat pendidikan modern dibagi menjadi: Filsafat pendidika modern awal (naturalistik romantik, empirisme, rasionalisme (4), dan filsafat pendidikan pasca modern (pragunatisme, Neo-positivisme, Neo-realisme, Neo Tomisme, Eksistensialisme (5). Auslandpedagogik (studi pendidikan luar negeri) dapat dibagi menjadi Auslandpedagoik Asia dan Afrika (6), Auslandpedagogik Amerika dan Australia (7), Auslandpedagoik Eropa Barat dan Timur (8) (Sugiyono, 2014:87).
            Gambar 2. Pohon Teori Pendidikan


            Teori-teori khusus pendidikan dibagi menjadi teknologi pendidikan dan ilmu pendidikan. Teknologi pendidikan dapat dibagi menjadi: manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan. Manajemen pendidikan dapat dibagi menjadi: perencanaan pendidikan (9), pengorganisasian pendidikan (10),  kepemimpinan pendidikan (11), pengawasan pendidikan (12). Model-model belajar mengajar dapat dibagi menjadi: model interaksi sosial (13), pemerosesan informasi (14), mengajar pengembangan pribadi (15), mengajar perubahan tingkah laku (16) (Sugiyono, 2014: 87).
            Ilmu pendidikan dapat dibagi menjadi ilmu pendidikan makro dan mikro. Ilmu pendidikan makro dapat dibagi menjadi: ilmu pendidikan makro dapat dibagi menjadi: ilmu pendidikan administrasi, ilmu pendidikan komparatif, ilmu pendidika historis, dan ilmu pendidikan kependudukan. Ilmu pendidika mikro dapat dibagi menjadi ilmu mendidik khusus, ilmu mendidik umum. Ilmu mendidik khusus dapat dibagi menjadi ilmu persekolahan, ilmu pendidikan luar sekolah, ilmu pendidikan luar biasa. Ilmu persekolahan dapat dibagi menjadi: ilmu administrasi sekolah (17), ilmu administrasi kelas (18), ilmu administrasi kegiatan pendidikan (19). Ilmu pendidikan luar sekolah dapat  dibagi menjadi: Pedagogik keluarga (20), Pedagogik TK (21), dan ilmu pendidikan masyarakat/adragogi (22). Ilmu pendidikan luar biasa (Orthopedagogik) dapat dibagi menjadi Orthopedagogik fisik (23), dan Orthopedagogik mental (24). Ilmu pendidikan umum dapat dibagi menjadi pedagogik teoritis (25), ilmu pendidikan psikologis (26), ilmu pendidikan sosiologis (27), ilmu pendidikan antropologis/etnografis (28), dan ilmu pendidikan ekonomi (29) (Sugiyono, 2015:87-88).

Daftar Pustaka
Ibrahim, R. 2005. Pohon Ilmu Pendidikan. Belum diterbitkan.
Langeveld, M. J. 1955. Beknopte Theoretische Paedagogiek. Groningen: Wolters.
Natawidjaya, R. 2007. “Pohon Ilmu Pendidikan,” dalam R. Natawidjaja dkk., (ed.), Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung: Univrsitas Pendidikan Indonesia, 2007.
Pribadi, S. 1970. Peranan Filsafat Pendidikan. Bandung: LPPD IKIP.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Haluan Dasar Pembangunan (Platform) Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.
Wasitohadi. “Implikasi Pendidikan Sebagai Ilmu,” diakses 14 Agustus 2017, http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J00841.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar