Renungan Oswald Chambers tentang pengudusan membuat kita menjadi "terjaga". Apakah Anda rindu mengalami pengudusan? Ataukah memang kehendak Anda untuk pengudusan Allah? Tentunya keduanya sangat berbeda. Allah tentulah berkehendak untuk menguduskan orang yang mau datang kepada-Nya. Kuduslah engkau sebab Allah yang engkau sembah adalah kudus. Allah adalah Kudus. Namun permasalahan apakah orangnya mau dikuduskan? mau atau rindu saja? Apabila orang mau dikuduskan berarti ada tindakan. Bila rindu saja, mau belum tentu mau. Jadi rindu tanpa tindakan selanjutnya maka tidak ada perubahan. Pengudusan sekali untuk selamanya ketika kita percaya kepada Yesus yaitu memindahkan kita dari gelap menuju terang. Dari kebinasaan kepada kehidupan. Namun dalam perjalanan hidup maka proses pengudusan itu terus-menerus berlanjut karena kita tidak kebal dengan dosa, tetapi kuasa dosa sudah dikalahkan. Bila orang percaya menjadi satu dengan Yesus maka proses pengudusan berlangsung dengan benar. jadi bila orang percaya tidak mau bertindak untuk dikuduskan terus-menerus oleh darah Yesus, bagaimana mungkin mereka dapat kudus. hal itu hanyalah mimpi seperti mereka merindukan sesuatu, namun sampai matinya mereka tidak pernah mendapatkannya.
Sebagai contoh bahwa dosa selalu menggoda kita untuk jatuh dan apabila kita tidak melekat dengan Pengudus bagaimana kita mungkin dikuduskan. Maka pentingnya hubungan kita dengan Tuhan berjalan dengan baik . Dosa akan tersingkir ketika mau bertindak untuk dikuduskan oleh-Nya dan bukan oleh perbuatan kudus kita tetapi karena kehendak kita sama dengan kehendak tuhan untuk pengudusan tersebut. Jadi rindu tidak cukup tetapi kehendak Anda itu sama dengan rindu Bapa dan kehendak-Nya untuk Anda dan saya dikuduskan oleh-Nya. pengudusan bersumber dari-nya dan bukan dari kita sendiri dan proses penggudusan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar